Cinta Yang
Agung – Kahlil Gibran
Adalah ketika kamu menitikkan air mata
dan masih peduli terhadapnya..
Adalah ketika dia tidak mempedulikanmu dan kamu masih
menunggunya dengan setia..
Adalah ketika
dia mulai mencintai orang lain
dan kamu masih bisa tersenyum sembari berkata ‘Aku
turut berbahagia untukmu..
dan kamu masih bisa tersenyum sembari berkata ‘Aku
turut berbahagia untukmu..
Apabila cinta
tidak berhasil…
Bebaskan
dirimu…
Biarkan hatimu kembali melebarkan sayapnya
dan terbang ke alam bebas lagi..
Ingatlah…bahwa kamu mungkin menemukan cinta dan
kehilangannya..
Biarkan hatimu kembali melebarkan sayapnya
dan terbang ke alam bebas lagi..
Ingatlah…bahwa kamu mungkin menemukan cinta dan
kehilangannya..
Tapi..ketika
cinta itu mati..
kamu tidak perlu mati bersamanya
kamu tidak perlu mati bersamanya
Orang terkuat
BUKAN mereka yang selalu
menang..
menang..
MELAINKAN
mereka yang tetap tegar ketika
mereka jatuh..
mereka jatuh..
Usai membaca puisi yang berjudul "Cinta Yang Agung" karya kahlil Gibran ini, ada hal cukup mengena bagi saya. Dimana, ada banyak cinta yang bertepuk sebelah tangan, namun masih bisa meyakinkan dirinya untuk setia. Hal ini juga banyak terjadi pada teman saya satu kelas pada saat masih mengoleksi kostum putih abu-abu. Untuk apa mereka masih menunggu? Bukankah setiap insan diciptakan saling berpasangan? Lantas mengapa masih mengharapkan yang tak berbalas?
Saya ingin membalas puisi Kahlil Gibran ini bukan sebagai ketidak setujuan, tetapi sebagai persetujuan untuk menyemangati teman-teman yang cintanya tak terbalas agar ia tak larut dalam kepedihan berkepanjangan.
Sebatas Bintang Jatuh
Oleh: Chusnul C
Apa benar ketika ada bintang jatuh maka apa yang kita inginkan dapat terkabul
Kalau benar aku pernah berdoa
Agar aku dapat menggenggam sekuntum mawar
Yang kudapat dari insan pembidik kalbu
Sudah kubangun rapat tembok itu
Akhirnya runtuh juga
Aku kalah telak
Kau tau apa yang kudapat
Jangankan sekuntum bunga
Senyumpun tiada
Aku telah berlutut
Tapi ia enggan berkata
Kau tau apa yang kulakukan kemudian
Membangun kembali tembok yang runtuh itu
Dan tak lagi berdoa
Kepada bintang yang sebatas jatuh
Posting Komentar