Oleh: Chusnul Chotimah
Saya ingin memberikan balas pada puisi yang berjudul "Sajadah Panjang" karya Taufik Ismail.
Sajadah panjang. Lurus memanjang. Dari buai hingga tempat peristirahatan penuh rasa damai. Kala adzan berkumandang, ialah tempat ruku' dan sujud yang menenangkan.
Sajadah Panjang
(Taufik Ismail)
Ada sajadah panjang terbentang
Dari kaki buaian
Sampai ke tepi kuburan hamba
Kuburan hamba bila mati
Ada sajadah panjang terbentang
Hamba tunduk dan sujud
Di atas sajadah yang panjang ini
Diselingi sekedar interupsi
Mencari rezeki, mencari ilmu
Mengukur jalanan seharian
Begitu terdengar suara azan
Kembali tersungkur hamba
Ada sajadah panjang terbentang
Hamba tunduk dan rukuk
Hamba sujud dan tak lepas kening hamba
Mengingat Dikau Sepenuhnya.
Secuil Bait Untuk Sajadah Panjang
Sajadah panjang yang terbentang itu
Wujud dari perjalanan hidup kita
Dari buaian hingga ke liang lahat
Sajadah panjang yang terbentang itu
Tempat kita merundukkan ego
Yang membuat kita lalai
Dari-Nya
Sajadah panjang yang terbentang itu
Tempat kita memohon ampun
Dari gunungan dosa yang kita lakukan
Kala kita menjalani hidup
Sajadah panjang yang terbentang itu
Jadikanlah tempat bagi kita
Untuk mengingat, jua bergantung
Kepada-Nya..
Agar kelak..
Kita dapat menjadi
Salah satu dari jutaan pendosa
Yang diberi-Nya kesempatan
Untuk berada di surga-Nya..
Posting Komentar