Oleh: Chusnul C
Berawal pada titik yang ditentukan oleh Tuhan. Mengabdi pada Tuhan dalam hayat. Dan kembali kepada Tuhan. Duhai diri jangan lalai dari perintah Tuhan.
Padamu Jua
(Amir Hamzah)
Habis kikis
Segala cintaku hilang terbang
Pulang kembali aku padamu
Seperti dahulu
Kaulah kendi kemerlap
Pelita jendela dimalam gelap
Melambai pulang perlahan
Sabar, setia, selalu
Satu kasihku
Aku Menulis
Rindu rasa
Rindu rupa
Dimana engkau
Rupa tiada
Suara sayup
Hanya kata merangkai hati
Engkau cemburu
Engkau ganas
Mangsa aku dalam cakarmu
Bertukar tangkap dengan lepas
Nanar aku, gila sasar
Sayang berulang padamu jua
Engkau pelik menarik ingin
Serupa darah dibalik tirai
Kasihku sunyi
Menunggu seorang diri
Lalu waktu – bukan giliranku
Mati hari – bukan kawanku
Setelah selesai membaca puisi yang berjudul "Padamu Jua" karya Amir Hamzah ini. Saya ingin memberikan balasan barang sebait yang menjadi tanda setujunya saya dengan puisi Amir Hamzah ini. Bahwa tujuan awal dan akhir kehidupan hanyalah pada Tuhan.
Cahaya yang Tak Pernah Padam
Aku..
Jiwa yang suci telah ditiupkan..
Tak lama lagi..
Hidup baru akan dimulai..
Dunia tanah..
Aku terlahir dengan ikrar..
Dengan-Nya..
Yang Maha Pemberi Hidup..
Ia ibarat cahaya..
Ditengah muramnya lorong dunia tanah..
Yang akan kujajaki..
Ia tak pernah padam..
Meski butiran dunia tanah.
Telah mencoba membuatnya meredup..
Aku ber-asa
Cahaya-Nya membimbing langkah ku..
Hingga detik dimana..
Aku akan kembali pulang ..
Pada gerbang ke Mahaan-Nya..
Posting Komentar