Kutukatakutu ALt

Why Blogging? Sekilas Kisah Kutukatakutu

alat tulis pixabay
Sumber Gambar: Pixabay/kaboompics


Bismillahirrahmanirrahiim..

Hmm, ini pertama kalinya saya nulis tapi dengan berusaha mengingat apa yang menjadi 'why blogging' dan membuat pecah telurnya Kutukatakutu. Bukan hal yang mudah juga untuk mengingat, hanya saja semoga bisa mewakili sekilas tentang blog pertama saya ini.

Seharusnya, menulis tentang mengapa menulis di blog sudah saya lakukan sejak 2017 dulu. Namun, hanya terpikirkan sejenak, belum mau, dan belum sempat mengeksekusi. Baiklah, sebelum menuju ke 2017, mari kita coba melipir sebentar ke kisaran tahun 2014, 2015, dan 2016.

Kenapa Pingin Nyastra?

Agak alay ya kedengarannya hehehe...

Dulu, saat masih duduk di bangku SMA, saya suka banget baca buku fiksi, meskipun belum banyak sih yang dibaca hehe. Pernah punya keinginan untuk menulis karya yang dimuat di media, minimal bisa tembus majalah Mimbar-lah atau di Radar Malang. 

Atau paling maksimal bisa dimuat di majalah Horison, atau Kompas. Bisa juga menang lomba-lomba puisi, dan cerpen yang menurut saya tahun itu merupakan mimpi yang sangat bergengsi. Meskipun, belum berani mencoba.

Saya baru mengenal bayangan keindahan kalau karya sastra dimuat di media, yaitu saat membaca persyaratan mengirim karya di koran Jawa Pos yang dulu menjadi langganan setiap hari Minggu. Waktu itu saya baca minimal 1000 kata untuk cerpen, dan tidak ada ketentuan jumlah kata untuk puisi, ini kalau saya tidak salah ingat ya. Sekali lagi, kalau tidak salah ingat.

Saya bayangkan waktu itu, wah seribu kata banyak banget ya? Apa nggak capek penulisnya buat tulisan seribu kata? 

Tapi kalau dibayar sepertinya menarik, terus juga tulisan banyak yang baca. Kalau buat tulisan di buku, paling yang baca kalau bukan diri sendiri ya teman dekat wkwkwk. Jujur banyak malunya kalau tulisan itu dibaca khalayak sebetulnya 😂

Alhasil, sekitar tahun 2015-2016 itu kami di kelas diingatkan oleh salah satu guru mata pelajaran Sastra Indonesia saat itu agar mulai memposting tulisan melalui blog. Kalau tidak salah ingat lagi, ada dua orang teman yang punya ide, gimana kalau buat blog kelas aja? Nanti akan dibagikan e-mail dan password-nya, jadi yang ingin nulis bisa langsung otw Wordpress.

Setelah jadi? Ya, betul sekali, setelah blog tersebut jadi, yang tertarik hanya beberapa orang untuk menulis. Sayang banget kan? Tapi, dari sinilah saya mulai tertarik dengan dunia blogging.

Kala itu, terbersit pemikiran, ‘Ah suatu saat nanti kalau sudah punya blog, pengen banget punya blog yang isinya cerpen dan puisi. Supaya nanti bisa bermanfaat buat pembaca yang mengambil hikmah dari karya fiksi yang saya buat,’ begitu dulu.

Sederhana sih, tapi belum ada eksekusi sama sekali. Karena, belum punya laptop, belum tahu mau belajar ke mana, belum tahu ke depannya akan seperti apa. Singkat cerita, belum terpikir sama sekali mau buat blog untuk apa, dan hanya coba kirim tulisan ke media, namun memang caranya salah, dan puisinya nggak bagus. Jadi ya sudahlah, saya terima wkwkwk.

Pertama Kali Buat Blog

Ketika masuk kuliah di tahun 2017, saya memutuskan untuk belajar menulis sembari bergabung di salah satu unit aktivitas mahasiswa kepenulisan yang ada di fakultas. Sebelumnya, saya melihat beberapa teman saya yang telah membuat blog terlebih dahulu, baik menggunakan Blogspot, maupun Wordpress. 

Sampailah pada tahun ini, tugas dari unit aktivitas tersebut, diminta untuk mengerjakan tugas menggunakan blog. Kalau ditanya seneng, ya seneng banget. Kapan lagi coba bisa belajar memulai bikin blog untuk tulisan pribadi. 

Sayangnya waktu itu saya masih pakai hp merk Strawberry, belum ada laptop, jadi agak kesusahan waktu mengetik tugas. Jika teman-teman mengunjungi tulisan lama di laman ini, tentu akan menemukan tulisan tanpa gambar yang acak-acakan.

Kenapa nggak dihapus aja? Sayang, sayang banget. Inginnya itu sebagai kenang-kenangan untuk melihat perkembangan blogging saya mulai awal hingga tulisan ini muncul. Selain itu sebagai kenangan, betapa gupuh dan acak-acakannya menulis tugas tentang tokoh hehehe.

Dari situ, muncul ‘suatu saat nanti’ yang kesekian kalinya, semoga nanti bisa banyak yang baca, itu kata saya di tahun 2017.

Alasan Pindah Platform

Nyatanya, akun blog ini tidak pernah saya intip lagi setelah tugas selesai. Hingga bulan Mei tahun 2020, banyak orang yang saya temui menggunakan platform Kompasiana. Awalnya saya lihat mereka hanya menuliskan tugas-tugasnya di platform tersebut. Jadinya, ingin ikutan juga dengan nulis puisi Bingung.

Melihat di sana banyak interaksi antar pengguna, jadi mulai senanglah lagi berada di sana. Sedangkan, akun ini sudah hampir lupa akun email dan kata sandinya. Alhamdulillah, saat ingat dan di bulan yang sama juga, saya coba untuk nulis Temaram, yang yaa begitulah, masih berantakan antar tulisan, maupun penempatan tulisan untuk gambar.

Hanya saja, saya coba membandingkan antara blog ini dan akun Kompasiana saya. Di sini, paling banyak pengunjung atau pembaca sekitar 3 sampai 6 orang saja, sedang di Kompasiana bisa lebih dari 10 pembaca. Tentu senang dong, ternyata tulisan saya ada yang baca.

Saya coba untuk nulis di sini lagi, tapi zonk. Tidak terdeteksi oleh Google, dan pembacanya nol. Segera tulisan tersebut saya pindahkan ke Kompasiana, cukup mengejutkan hasilnya. Ada lebih dari 100 pembaca dari tulisan tersebut. Akhirnya lagi dan lagi nulis di Kompasiana hehe.

Seiring berjalannya waktu, saya baru tahu, ternyata tidak bisa sekali nulis di blog langsung bisa banyak pembaca dan terdeteksi mesin pencari. Ada tahap-tahapnya yang saya sendiri masih belajar di berbagai tempat secara online hehe. Kenapa nggak dari dulu ketemu ilmunya wkwkwk.

Why Blogging? Ingin Mengaktifkan Kembali Kutukatakutu

Sedikit curhat setelah mengenang banyak kepingan, salah satu hal yang saya syukuri di tahun 2023 ini adalah berhasil jadi peserta Blogspedia Coaching Batch 4. Dipertemukan dengan Blogspedia pun dengan cara yang unik yaitu dari sharing info komunitas dari salah satu kontributor situs rekomendasiwarga.com hehe, kalau tidak salah namanya Kak Siti.

Adapun tugas dari materi pertama coaching ini begitu mengena bagi saya untuk menemukan kembali alasan begitu ingin untuk ada Kutukatakutu. Usai membaca materi dari Coach Marita tentang alasan menulis di blog, saya akhirnya sadar bahwa perlu menata ulang alasan ini. Semoga memang benar-benar bisa menjadi alasan yang nantinya saat mulai oleng, dapat menjadi pengingat hehe.

Pertama, untuk menyalurkan hobi

Kalau dikatakan sebagai hobi, entah ini sudah tepat atau tidak. Kebetulan saya suka nulis, pinginnya kalau di blog bisa lebih leluasa, tapi juga ingin ada interaksi baik berupa kritik atau saran yang nantinya bisa menambah saya agar lebih belajar.

Kedua, self healing

Tiap orang tentu punya cara healing tersendiri, bagi saya, menulis di blog dapat menjadi alternatif saat penat. Baik berisi curhatan secara nyata, atau tersembunyi di balik kata-kata yang sok estetik hehe. Asalkan semoga segera berkurang penat yang mendera ini hehe, tapi ingat, jangan lupa masih tetap dalam koridor yang tepat ya 😀

Ketiga, menebar manfaat (masih mencoba)

Alasan ketiga ini sejujurnya masih menjadi alasan yang sama sejak 2016 dan 2017, namun masih belum menemukan ritme yang tepat, seperti ‘tulisan apa ya yang cocok untuk blog ini?’. Kalau diingat-ingat kan, setiap yang kita tulis akan diminta pertanggungjawaban kelak. Sayang banget kan kalau cuma curhat dan puitis yang masih belum terarah.

Semoga seiring berjalannya waktu bisa ketemu cara yang pas untuk berbagi manfaat melalui blog ini hehe. Hanya itu saja sih alasannya, bukan enggak mau bohong kalau dulu tidak sempat kepikiran cuan. Pernah. Cuma semakin kesini, entah, masih berat kalau alasannya hanya itu, dan juga memang belum sanggup.

Jika ditanya soal mengatur waktu untuk menulis di blog, wah ini masih proses belajar dari nol. Karena sebelumnya, hanya posting sekedar kalau mau saja, bukan dengan perencanaan yang tepat. 

Dulunya saya hanya menulis saat malam hari, soalnya terkadang otak bisa punya banyak ide, sampai-sampai bingung apa yang mau ditulis. Pokoknya terasa lancar aja gitu. Meskipun ya, nemu fase-fase writers block.

Semoga (lagi) melalui Blogspedia Coaching Batch 4 ini, bisa mulai menata ulang niat, konsistensi, semangat, kemauan untuk blogging dan belajar mengkondisikan blog saya hehehe.

Sepertinya sekian dulu celotehan saya hari ini tentang why blogging yang memunculkan Kutukatakutu, barangkali (mungkin) ada hal yang perlu diperbaiki atau ditambahkan, silakan untuk menunggu revisi atau versi terbaru dari tulisan ini. Terima kasih, dan selamat beristirahat 😁😁




*Note: Sepertinya kurang ramah di mata tulisan ini untuk layar ponsel, karena lebih banyak berisi curhatan hehe





#BlogspediaCoaching4_Task1
#BlogspediaCoaching4_Task4

6 komentar

  1. Wah, sama nih mba mulai bikin blog tabun 2017. Saya suka nama Kutukatakutu, unik dan bikin penasaran

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mba, lumayan berkesan bikin blog pertama itu hehe.. Terima kasih sudah mampir

      Hapus
  2. Perjalanan panjang ya, Mbak.. Semangat terus kita :')

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mbak, yuk saling menyemangatiii. Semoga tetap bisa mengatur waktu dan konsistensi pas ngeblog hehehe :) :D

      Hapus
  3. Waaah.. namanya unik bangeet... kelihatan banget pemiliknya suka bermain kata-kata alias nyastra ya... keren lho pembaca sampai tembus angka 100. aku malah akun kompasiananya lupa udah diisi apa belum :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wkwkwk, tapi nggak jarang juga kok kak kalau pembacanya kisaran 50 hehehe.. Kalau punya saya yang masih melompong malah IDN Times sama Medium, ngisi di Kompasiana kalau pas bener-bener luang aja hehe.. Semangat kak :)

      Hapus