Kutukatakutu ALt

Cerita Mini: Menjelang Rajab

Cerita Mini: Menjelang Rajab

Menjelang adzan ashar berkumandang, Ndun baru saja keluar dari rumah dengan wajah sendu. Ndun menggerutu sepanjang jalan. Tas kecilnya tergantung miring di bahu, isinya hanya satu buku iqro’ yang tampak sering dilipat di ujungnya.

“Ndun, ayo berangkat mengaji! Ini udah mau adzan ashar lho,” suara Bu Sih masih terngiang di telinganya. Ndun menendang batu kecil di depannya. “Padahal aku kan mau nonton kartun mobil itu!” keluhnya.

Sesampainya di TPQ, Ndun duduk di urutan paling belakang. Ia menopang dagu sambil melirik teman-temannya yang sedang ramai bercerita. Setelah adzan ashar, anak-anak sholat berjamaah dulu di masjid sebelah TPQ, kemudian mereka kembali ke TPQ untuk mengaji.

Ustadzah Sofi datang dengan senyum khasnya, masuk ke ruangan TPQ mengajari anak-anak mengaji. Di ruangan tersebut, Ndun masih saja duduk di tempat paling belakang. Hingga semua anak selesai menyetorkan bacaan iqro’- nya, Ustadzah Sofi meminta anak-anak tidak pulang terlebih dahulu, karena membawa sebuah pengumuman penting.

“Anak-anak, insya Allah kita akan mengadakan lomba untuk memperingati Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW!” kata Ustadzah Sofi.

“Lomba apa saja, Ustadzah?” tanya Adi, yang duduk di samping Ndun.

“Ada lomba adzan, hafalan doa pendek, dan menggambar. Semuanya untuk memeriahkan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW di bulan Rajab nanti!”

“Saya mau ikut semua lomba, Ustadzah!” tiba-tiba Ndun menyahut dengan penuh semangat.

"Ya jangan to Ndun, salah satu dulu, biar teman-temannya bisa ikut juga," jawab Ustadzah Sofi.

Sepulang dari TPQ, Ndun langsung masuk ke dapur tempat Bu Sih sedang menanak nasi.

“Bu, nanti kalau aku menang lomba adzan, Bu e bakal kasih aku hadiah apa to?” tanya Ndun dengan nada bangga.

Bu Sih mendongak sambil menyeka keringat di dahinya. “Lomba apa to, Ndun?”

“Lomba Isra’ Mi’raj di TPQ! Kan sebentar lagi bulan Rajab!”

Bu Sih terdiam sejenak, lalu berkata, “Le, kamu tahu ndak bulan Rajab itu apa?”

“Eeeh… itu… bulan setelah Desember, ya?” Ndun menjawab ragu.

Bu Sih tertawa pelan, lalu duduk di sebelahnya. “Ndun, bulan Rajab itu bulan istimewa dalam Islam. Salah satu dari empat bulan yang dimuliakan. Di bulan ini, kita dianjurkan memperbanyak ibadah, karena di bulan Rajab pahala dan dosa akan dilipat gandakan.”

“Di bulan Rajab juga ada peristiwa Isra’ Mi’raj, perjalanan malam Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram menuju Masjidil Aqsa dan perjalanan ke langit. Pada peristiwa Isra’ Mi’raj, Rasulullah menerima perintah salat lima waktu setelah diangkat ke langit,” sambung Bu Sih.

Ndun manggut-manggut. “Oh, jadi itu sebabnya ada lomba-lomba, ya?”

“Betul. Tapi kamu ya jangan cuma semangat lombanya saja to Ndun. Kamu juga harus lebih rajin mengaji,” ucap Bu Sih mengusap kepala Ndun.

Ndun mengangguk penuh percaya diri. “Baik, Bu! Pokoknya Ndun pasti menang lomba!”

Bu Sih tersenyum sambil bertanya lagi, “Memangnya kamu mau ikutan lomba apa Ndun?”

“Lomba adzan aja ya Bu e, kayaknya itu yang paling gampang.”

“Yawes, nanti mulai latihan biar bisa ikutan kamu Ndun,” ucap Bu Sih.

Malam itu, Ndun berlatih adzan di kamar. Suaranya melengking keras, membuat Ayahnya yang sudah tidur tersentak bangun, “Allahu Akbar! Kamu ngapain to malam-malam teriak Ndun?”


Referensi :

https://www.megasyariah.co.id/id/artikel/edukasi-tips/donasi-dan-amal/keutamaan-bulan-rajab

Posting Komentar