Teringat dulu awal-awal ingin ikut konseling tapi bingung mau konsul tentang apa. Lihat flyer dengan harga sekian, dan sesinya agak ‘wah segini ya untuk satu kali sesi.’ Cek-cek beberapa aplikasi konseling beserta harganya, barulah coba di salah satunya.
Dulu sebelum coba konseling pernah juga nge-judge orang-orang yang konsultasi ke psikolog atau konselor. Pikir saya waktu itu mereka cuma kurang ibadah aja, tapi seseorang tidak akan merasakan yang dirasakan oleh orang lain kalau tidak mengalaminya sendiri bukan? Kena juga akhirnya hehe.
Sekali Waktu, Yuk Coba Konseling!
Pada 2021 mulai deh kepikiran, apa konseling aja ya biar minimal ada yang diajak diskusi tentang hal yang cukup mengganggu bagi saya tahun itu. Lagi-lagi malu kalau harus to the point, saya coba tanya ke salah satu teman yang berkuliah di jurusan psikologi, akhirnya hanya sebatas tanya apakah kalau mau konseling ke psikolog di Malang biayanya mahal atau tidak.
Ketakutan Sebelum Memutuskan Konseling
Ketika akan mempertimbangkan konseling, saya mengalami beberapa hal yang menjadi ketakutan, seperti biaya, cara ngobrol ke konselornya, takut di-judge orang lain, dan takut kalau ternyata hal yang dikonsultasikan akan disebar oleh konselor.
Biaya
Masalah biaya, dulu saya belum tahu apakah ke psikolog, konselor, atau sejenisnya itu bisa memperoleh biaya yang terjangkau. Jujur, takut banget kalau tiba-tiba sekali konsul keluar sampai lima ratus ribu rupiah. Setelah cek-cek aplikasi, ternyata beberapa lembaga menyediakan konsultasi dengan biaya terjangkau.
Dan beberapa waktu terakhir, juga baru tahu kalau bisa minta rujukan ke faskes pertama menggunakan BPJS untuk dirujuk ke poli yang sesuai. Cuma saya masih belum berani coba, masih malu ketemu secara langsung dengan psikolog yang menangani, akhirnya masih memilih konsultasi secara online.
Bingung Cara Mengobrol dengan Konselor
Bingung cara ngobrol ke konselor atau psikolog yang menangani. Biasanya kalau sakit ke dokter kan bisa langsung cerita apa saja gejala yang dialami, atau langsung menyebutkan bagian tubuh mana yang merasakan sakit. Saat itu saya bingung bagaimana cara menyampaikan kondisi yang sedang dialami. Ternyata, hampir sama, namun berbeda permasalahan hehe.
Takut Di-judge
Salah satu hal yang dulu saya takutkan waktu mau konseling adalah di-judge aneh, seperti orang tidak waras, atau sedang mengalami gangguan jiwa. Setelah melihat beberapa teman yang sebelumnya sudah pernah konseling, akhirnya mikir ‘kayaknya nggak papa kok konseling,’ bukan juga hal yang aneh.
Takut Informasi Akan Tersebar
Terakhir, takut kalau informasi yang disampaikan akan disebar. Berhubung sudah kepepet merasa butuh konseling, saya nekat saja saat itu. Ternyata salah seorang konselor menyampaikan kalau informasi yang disampaikan saat sesi konseling tidak akan disebarkan, jadi aman.
Tips yang Bisa Dipersiapkan Sebelum Konseling
Mengatasi rasa takut ketika akan melakukan konseling, Sobat Kukat bisa melakukan beberapa persiapan sebagai berikut. Persiapan ini berdasarkan pengalaman saya sebelumnya ya, jadi jika ada yang dirasa kurang tepat, boleh banget tulis tips atau informasi tambahannya di kolom komentar.
Mempersiapkan Diri
Mempersiapkan diri sebelum konseling, bukan hanya menggunakan baju yang sopan dan rapi ketika akan bertemu dengan konselor, atau menyediakan waktu konseling. Bagi saya, mempersiapkan diri juga bisa dengan meyakinkan, mengingatkan diri kalau saat ini ‘sedang ada hal atau masalah yang butuh bantuan konselor, dan itu nggak apa-apa, nggak akan di-judge aneh.’
Harapannya dengan meyakinkan maupun mengingatkan diri bisa mengurangi rasa takut ketika memutuskan untuk mulai konseling.
Mencari Informasi Konseling
Setelah yakin akan melakukan konseling, Sobat Kukat dapat mulai mencari informasi yang diperlukan, mulai dari lembaga, biaya, konselor, dan jadwal konseling. Jika ingin konseling secara tatap muka offline, bisa mencoba berkunjung ke faskes pertama, atau lembaga konseling terdekat.
Jika secara online, saat ini banyak lembaga yang menyediakan layanan online, Sobat Kukat tinggal memilih manakah yang sesuai dengan budget. Ada juga yang menyediakan konseling secara gratis. Setelah menentukan lembaga, biaya, dan konselor, jangan lupa segera meluangkan jadwal untuk konseling.
Selain mencari informasi secara mandiri terkait jasa konseling, Sobat Kukat bisa meminta rekomendasi teman yang sebelumnya sudah pernah konseling. Melalui cara tersebut, Sobat Kukat dapat lebih percaya dan yakin dengan lembaga yang akan dituju. Selain itu, konsultasi melalui chat, telepon, atau video call juga perlu menjadi pertimbangan.
Mencatat Hal-hal yang Akan Dikonsultasikan
Jika takut blank atau grogi ketika akan konseling, Sobat Kukat bisa mencatat terlebih dahulu poin apa saja yang ingin dikonsultasikan. Bisa dalam bentuk pertanyaan, maupun poin-poin, dengan begitu bisa mengurangi perasaan grogi.
Catat apa saja saran-saran yang telah diberikan oleh konselor selama sesi konseling, jika dirasa perlu dan tidak tersedia catatan atau rangkuman dari penyelenggara konseling.
Nah, itulah beberapa tips mengatasi rasa takut ketika akan mengikuti sesi konseling. Tidak perlu takut lagi ya ketika akan konsultasi terkait permasalahan yang sedang dialami. Jika Sobat Kukat punya tips lainnya, yuk bagikan di kolom komentar! Semoga membantu!
Posting Komentar